Visi:
Al-Muhafadhotu
‘ala qadimis-shaalih wal ahdzu bil jadidil ashlah, yaitu mengikhtiarkan pondok
pesantren mahasiswa Al-Jihad Surabaya menjadi lembaga pendidikan berkarakter
Islam yang akan menjadi tempat bertemunya unsur tradisionalis dengan unsur
modernis.
Misi:
1.
Merencanakan
dan menyelenggarakan pendidikan yang kualified, tertata sekaligus profesional.
Guna melahirkan kader-kader umat yang tidak hanya memiliki life-skill tinggi,
tapi juga mendalam dan luas ilmunya.
2.
Menyelenggarakan
pendidikan yang orientatif dalam upaya menginternalisasikan paradigma sains dan
teknologi modern terhadap nilai-nilai Islam.
3.
Membaca,
memahami, dan mengambil sikap terhadap realitas sosial, politik, ekonomi dan
budaya di tengah pergaulan dunia global melalui langkah-langkah kerjasama dalam
bidang dakwah, kajian keilmuan, dan pelatihan-pelatihan.
Motto:
1.
Sabar
itu indah (Noble Character).
2.
Ikhlas
itu mujarab (Saund Body).
3.
Istiqomah
itu karomah (Indipendent Mind).
Tujuan:
1.
Mengaktualisasikan
misi Islam sebagai ‘Rahmatan lil alamiin’ dalam bingkai pendidikan pondok
pesantren dan segala aktifitas pembelajarannya.
2.
Melahirkan
dan mengorbitkan generasi muslim masa depan yang memiliki bekal life-skill
tinggi, tangguh, unggul, luas keilmuannya serta berbudi mulia (berakhlaqul
karimah).
A.
SEJARAH
BERDIRINYA YAYASAN DAN PPM AL-JIHAD SURABAYA
Tahun
dimulainya Taman Pendidikan Al-Quran yang bernama “Roudlotul Ta’limil Quran”
yang diasuh oleh bapak Drs. H. Soerowi dan bapak Achmad Syaifuddin. Tepatnya
pada tanggal 30 Maret 1982 di rumah beliau berdua yang beralamat di
jalan Jemurwonosari Gg. Lebar no. 88-A dan no. 99 Surabaya.
Seiring
melajunya waktu, pada tahun berikutnya membawa angin yang menghembuskan semakin
hidupnya syi’ar Islam dalam bertambahnya santri setiap bulannya. Sehingga
menuntut adanya penambahan Uztadz/dzah penegak kalimatullah berjumlah lima
orang, yaitu dari mahasiswa IAIN Sunan Ampel- Alumnus Pondok Pesantren Tambak
Beras Jombang yang diorganisir oleh IMABAYA (Ikatan Mahasiswa Bahrul Ulum Surabaya).
Sedangkan santri yang tercatat saat itu berjumlah 75 anak.
Pada tahun
1984, rupanya Allah menghendaki bumi ini terus dipenuhi dengan dentuman dan
kumandang Ta’limil Qur’an di TPA tersebut. Dengan bertambahnya santri menjadi
kurang lebih 200 anak, sehingga harus menambah guru lagi dari mahasiswa asal
Bojonegoro sebanyak 10 orang, yang masih
aktif kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Adapun tempat
untuk mengaji juga bertambah, yaitu di Musholla “Al-Ikhlas” milik bapak
Muhammad Anwar.
Melihat
tuntutan dan kebutuhan umat Islam terhadap keimanan dan keislaman semakin
terasa meningkat, selain Roudlotul Ta.limil Qur’an, maka kemudian didirikanlah
:
1.
Pengajian
ibu-ibu seminggu sekali.
2.
Pengajian
afsir Al-Quran setiap hari sabtu (Ba’da shalat subuh).
3.
Jama’ah
dzikir (istighosah) tiap malam selasa.
Yang diasuh
langsung oleh bapak Drs. KH. MOCH. IMAM CHAMBALI.
Dengan
meningkatnya jumlah santri menjadi 300 anak, maka pada tahun 1996
muncullah pemikiran pengasuh Drs. KH. Moch. Imam Chambali untuk mendirikan “
yayasan AL-JIHAD” yang diprakarsai oleh :
Pendiri :
H.Achmad Syaifuddin, H.AbdullahSuwaji,
dan H. Habib.
Ketua :
Drs. KH. Moch. Imam Chambali
Sekretaris : Drs. H. Soerowi
Akte Notaris
Zuraida Zain, SH Tgl, 23 Juli 1996 No 22 Rekening Bank Muamalat Cabang Raya
Darmo- Surabaya Nomor: 701.0010515.
Berdirinya yayasan Al-Jihad di Jemurwonosari Surabaya (Jl. Jemur Sari Utara III/9 Surabaya), membuat salah seorang pendiri
yayasan yaitu H. Abdulloh Soewaji mewakafkan tanah seluas 60 M2 untuk
didirikan pondok pesantren. Dengan modal tanah wakaf tersebut, yayasan Al-Jihad
bisa membeli dan memperluas tanah sekitarnya sebanyak 387 M2 dengan
cara gotong royong diantara para pengurus, jamaah pengajian, dan para dermawan.
Pada tahun
1997-2004 terjadi pengembangan berupa pembangunan pondok pesantren berlantai
III di atas tanah seluas 387 M2 yang
didanai oleh jamaah pengajian, sumbanagan masyarakat dan para dermawan. Pada
tanggal 22 Maret 1997 Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad diresmikan oleh bapak
Brigjen Polisi H. Goenawan (Wakapolda) Jakarta Pusat saat itu. Beliau merupakan
salah penyumbang dana terbesar
Diantara gedung
yang bangun meliputi:
1.
Gedung
PPM Al-Jihad Putra.
2.
Gedung
PPM Al-Jihad Putri.
3.
Gedung
asrama anak yatim putra.
4.
Gedung
asrama anak yatim putra.
Selain
membangun gedung, juga menambah/membeli tanah seluas 434 M2.
Tercatat
penghuni pondok pada saat itu santri putra sebanyak 100 mahasiswa, santri putri
sebanyak 35 mahasiswi, anak yatim (putra-putri) sebanyak 50 anak.
Pada tahun
tanggal 15 April 2000, H. Saimi Saleh atas nama yayasan Al-Jihad Surabaya
membuka secara resmi:
1.
Penerimaan
Santri Mahasiswa Pondok Pesantren Al-Jihad.
2.
Undian
Haji Pondok Pesantern Al-Jihad.
B.
PENDIRI
Pendiri :
H.Achmad Syaifuddin, H.Abdullah Suwaji,
dan H.
Habib.
Ketua :
Drs. KH. Moch. Imam Chambali
Sekretar is : Drs. H. Soerowi
Akte Notaris Zuraida Zain, SH Tgl,
23 Juli 1996 No 22 Rekening Bank Muamalat Cabang Raya Darmo- Surabaya Nomor:
701.0010515.
C.
KEPENGURUSAN
ORGANISASI
Pada tahun 2000
inilah awal mula kepengurusan santri. Dan yang terpilih mengemban amanah
sebagai ketua adalah ustadz Khirul Adhim selama dua periode yang dipilih langsung
oleh pengasuh.
Pada tahun
2002, pemilihan kepengurusan terjadi secara demokratis yang dipilih langsung
oleh santri. Dan terpilihlah ustadz Muhammad Ikhwan selama satu periode.
Pada tahun
2003, seiring dengan bertambahnya jumlah santri, maka bertambah berat tugas
yang diemban oleh pengurus. Berdasarkan keputusan musyawarah santri , maka
kepengurusan berlangsung selama dua periode. Dan yang terpilih adalah ustadz
T.Abdul Hamid.
Pada tahun
2005, sebagai masyarakat santri yang terus menerus belajar tanpa henti,
keputusan santri untuk masa ini terulang kembali satu periode. Dan yang
terpilih adalah ustadz Muhammad Ali Hasan.
Pada tanggal 1
Mei 2006 berlangsung pemilihan kepengurusan baru dan yang terpilih pada saat
itu adalah Farhan seorang mahasiswa semester VI selama satu periode.
Kepengurusan pada tahun ini berbeda karena pengurus yang terpilih saat itu
bukanlah seorang ustadz seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Perlu
dicatat bahwa sebuah keberhasilan organisasi bukan dinilai seberapa lama
kepengurusan tersebut berlangsung, akan tetapi masyarakat santri yang dipimpin
itulah yang menjadi tolak ukur. Sejauhmana keberadaan kepengurusan itu bisa
dirasakan kehadirannya oleh seluruh komponen masyarakat santri dalam rangka
mengatur keseimbangan dan keharmonisan demi tujuan, visi dan misi yang telah
direncanakan.
D.
KEGIATAN
A.
Kegiatan
Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad
Harian
1.
Sholat
maktubah berjama’ah.
2.
Qiyamul
lail (taubah, iftitah, hajat, dan witir).
3.
Amalan
surat Yasin dan al-Waqi’ah.
4.
Amalan
surat al-Kautsar, al-Qadar, al-Falaq dan al-Ikhlas.
5.
Amalan
surat al-Fatihah dan al-Insyiroh.
6.
Amalan
ayat Kursi.
Mingguan
1.
Kajian
tafsir al-Ibris.
2.
Kajian
kitab fiqh al-Fiqhul Manhaji Lil Madzahibi asy-Syafi’i.
3.
Latihan
muhadlarah.
4.
Malam
yasinan.
5.
Pembacaan
burdah dan dibaiyah.
6.
Kajian
kitab Minhaj al-Abidin.
7.
Kajian
kitab Nashaih al-Ibad.
8.
Intensif
Bhs. Arab.
9.
Intensif
baca Al-Quran.
10.
Malam
Fathihah.
11.
Khatmil
Quran berjamaah.
12.
Seni
banjari.
13.
Kultum.
14.
Qira’ah
bi al-nagham.
15.
Tahfidzul
Qur’an.
16.
Khatmil
Qur’an jum’at.
17.
Senam
sehat.
Bulanan
1.
Istighatsah.
2.
Malam
asmaul husna setiap tanggal 15 bulan hijriyah.
3.
Khatmil
Qur’an bil ghaib.
4.
Jalan
sehat.
5.
Kerja
bakti.
B.
Panti
asuahan yatim piatu.
C.
KBIH
Bryan Makkah.
D.
TPQ.
E.
Majlis
dzikir rahmatan lil alamin.
F.
Koperasi
Al-Jihad.
G.
Grup
shalawat modern.
E.
SUMBER
PENDANAAN:
1.
Dari
santri Pondok Pesantren Al-Jihad Putra Putri
2.
Donatur
DASA(Dana Sosial Al Jihad)
DASA digunakan
untuk pembangunan pondok dan sebagian disalurkan pada yatim
DASA dibagi
menjadi 2 :
1.
Sumbangan
tetap :
sumbangan yang masuk pada bendahara yayasan
2.
Sumbangan
Insidentil :
sumbangan yang masuk pada pengurus yatim.
F.
DATA
PENGAMATAN
Pada
pengamamatan langsung ke “Yayasan Al-Jihad”, kami fokuskan pada sektor Panti
Asuhan Anak Yatim Al-Jihad. Dari pengamatan langsung tersebut, kami
berwawancara dengan salah seorang pengurus panti. Dari wawancara tersebut, kami
memperoleh beberapa data.
Panti tersebut
untuki saat ini dihuni oleh anak-anak yatim putra dan putri, yang terdiri dari
13 anak yatim putra dan 7 anak yatim putri. Keseluruhannya masih menempuh pendidikan
formal, yaitu 4 anak masih duduk di sekolah dasar, 13 anak dalam masa SMP, dan
sisanya 3 anak sudah menempuh pendidikan SMA. Selain pada pendidkan formal,
anak-anak juga mendapatkan pendidikan non formal seperti santri-santri yang
lainnya, misalkan pembelajaran pada TPQ. Pada yayasan tersebut, dibimbing oleh
4 ustadz dan 2 ustadzah yang juga merupakan pengurus dari panti asuhan
Al-Jihad.
Anak-anak yang
diasuh di panti tersebut masuk melalui beberapa cara:
Pertama: Anak
yatim yang ada direkrut dengan cara pengasuh menyantuni anak yang dinilai
kurang mampu atau tidak terurusi. Pengasuh memberi rekomendasi secara langsunng
kepada pengurus.
Kedua: Anak
yatim ada yang berasal dari jamaah pengajian atah tetangga jamaah pengajian
Istigosah Rohmatal Lil Alamin yang diasuh langsung oleh KH> Moh. Imam
Chambali.
Ketiga: Anak
yatim yang murni dari luar tanpa direkrut dari jamaah. Maksudnya yaitu
anak-anak yang yatim yang diketahui oleh pengurus secara langsung kemudian ditawari
untuk tinggal di panti asuhan Al-Jihad.
Pada panti
Al-Jihad tersebut, segala pembiayaan yang meliputi operasional biaya pendidikan
dan sebala kebutuhan anak-anak setiap harinya berasal dari donatur dan sebagian
dari DASA (Dana Sosial Al-Jihad). Dari situlah kemudian digunakan untuk
membiayai segala keperluan bagi anak-anak yatim tersebut.
SWOT ANALISYS
Dalam setiap
organisasi pasti memiliki beberapa kekukangan dan kelebihan, baik itu dalam
perorangannya(pengurus) atau badan itu sendiri. Pada yayasan Al-Jihad juga
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Selain kelebihan dan kelemahan,
suatu organisasi pasti memiliki peluang untuk mengembangkan dan memperbesar
dari organisasi tersebut.akan tetapi yang perlu diperhatikan juga adalah
ancaman yang akan timbul, baik itu karena faktor internal maupun faktor
eksternal:
1.
STRENGHT
(KEKUATAN)
Pada yayasan
tersebut memiliki nilai filosofis tinggi pada saat didirikan. Yaitu rasa saling
memiliki dan perjuangan bersama dalam menegakkan agama Islam melalui pendidikan.
Untuk menjadikan sebuah yayasan yang besar seperti pada saat ini pasti
memerlukan perjuangan yang sangat besar.
1.
Pada
yayasan tersebut memiliki berbagai sub-sub organisasi yang mencakup berbagai
aspek, baik itu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.
2.
Sistem
kepengurusan yang terus berkembang dan diperbarui, merupakan bukti bahwa para
pendiri beserta pengurus terus belajar dan menggali ilmu dari perjalanan yang
sudah pernah dilalui sebagai pembelajaran untuk masa depan, agar kepengurusan
yayasan tetap berjalan efektif.
3.
Yayasan
Al-Jihad merupakan salah satu yayasan terbesar yang ada di lingkup IAIN Sunan
Ampel Surabaya dengan jumlah santri mahasiswa yang lumayan banyak.
4.
Padatnya
kegiatan-kegiatan yang ada, baik itu kegiatan harian, mingguan, maupun bulanan.
2.
WEAKNES
(KELEMAHAN)
Setiap yayasan
pasti memiliki kelemahan tersendiri yang mungkin berbeda dengan yayasan-yayasan
yang lain. Namun kelemahan-kelemahan tersebut merupakan suatu proses
pembelajaran pada sebuah organisasi yang ingin terus berkembang dan lebih baik.
Kekurangan yang
menonjol pada organisasi tersebut adalah kurangnya fasilitas yang ada pada
organisasi tersebut. Sebagai misal, kamar mandi yang ada pada PPM tidak
sebanding dengan jumlah santri yang menghuni PPM Al-jihad.
Selain itu,
human error yang ada pada diri pengurus. Misalkan kasus hilangnya website
yayasan. Ketika ditanya mengenai website yayasan pengurus menjawab bahwa dulu
ada, namun karena tidak ada yang mengurusi, maka website tersebut menjadi
hilang. Padahal, Website tersebut keberadaannya sangat penting dalam usaha
unutk memperluas yayasan. Dengan adanya website tersebut, maka semua orang bisa
mengetahui keberadaan yayasan tersebut melalui internet. Untuk itu, semua
pengurus sebaiknya melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik.
3.
OPPORTUNITY
(KESEMPATAN)
Sebagai yayasan
yang berada di tempat yang strategis, yang mudah di jangkau dan berada di
lingkungan IAIN Sunan Ampel Surabaya memiliki peluang yang besar untuk menjadi
yayasan yang terkenal, minimal di Indonesia. Tetapi ada baiknya jika yayasan
tersebut go internasional. Apalagi, mayoritas penghuninya adalah mahasiswa
memiliki potensi yang sangat tinggi untuk mengembangkan yayasan. Sebagian besar
mahasiswa biasanya memiliki relasi-relasi yang banyak, hal inilah yang dapat
dimanfaatkan.
Kemudian,
dengan adanya perbaikan dari kelemahan-kelemahan yang ada, maka akan menarik
minat sejumlah masyarakat untuk menjadi donatur tetap pada yayasan tersebut.
Bahkan yang
menjadi peluang emas adalah pada yayasan tersebut meminimalkan jumlah donatur
namun mengoptimalkan dana yang ada untuk pengembangan yayasan. Kekurangan dana
yang ada pada yayasan bisa dilakukan dengan mendirikan sebuah badan usaha
yayasan yang kemudian hasilnya digunakan untuk kepentingan yayasan. Dengan
demikian yayasan bisa hidup mandiri tanpa adanya bantuan dari donatur.
4.
THREAD
(ANCAMAN)
Pada lingkungan
yang berbasis pendidikan Islam, tidak hanya ada satu yayasan saja. Akan tetapi
terdapat banyak yayasan yang membidangi atau bekerja pada sektor yang sama. Hal
inilah yang menjadi ancaman bagi sebuah yayasan. Persaingan yang muncul antar
yayasan sangatlah ketat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar